Ingatlah, bahwa setiap amal kebaikan yang kita lakukan, tidak perlu ditampakkan, apalagi sampai mempostingnya di media sosial dengan tujuan agar kita dipuji sebagai seorang yang alim atau dermawan. Ketahuilah, di antara golongan yang mendapatkan naungan Allah di hari kiamat nanti adalah seseorang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi, sebagaimana hadis berikut;
“… Seseorang yang bersedekah kemudian ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya. …” (HR. Bukhari no. 1423 dan Muslim no.1031, dari Abu Hurairah). Permisalan sedekah dengan tangan kanan dan kiri adalah ungkapan alegoris dalam hal menyembunyikan amalan. Keduanya dipakai sebagai permisalan karena kedekatan dan kebersamaan kedua tangan tersebut. (Syarh Muslim, 3/481).
Para ulama ada yang menjelaskan bahwa untuk amalan sunnah (seperti sedekah, puasa sunnah, atau shalat sunnah), maka lebih utama dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Melakukan seperti inilah yang lebih mendekatkan pada ikhlas dan menjauhkan dari riya’. Sedangkan amalan wajib (seperti zakat yang wajib dan shalat lima waktu), lebih utama dengan ditampakkan. (Syarh Muslim, An Nawawi, 3/481).
Namun, kadang amalan saleh juga boleh ditampakkan jika memang ada faedah, misalnya agar memotivasi orang lain untuk beramal atau ingin memberikan pengajaran kepada orang lain. Hal ini sebagaimana Al Hasan Al Bashri yang mengatakan, “Kaum muslimin sudah mengetahui bahwa amalan yang tersembunyi itu lebih baik. Akan tetapi amalan tersebut kadang boleh ditampakkan jika ada faedah”.
Semoga pembahasan ini bermanfaat.
